Ini Dia Tips Cara Memilih Arsitek Profesional

Anda sedang mencari seorang arsitek untuk rumah impian Anda? Tapi masih bingung bagaimana cara memilih arsitek yang profesional. Berikut tips cara memilih arsitek profesional.

Berapa Biaya Arsitek Itu Sebenarnya?

Biaya jasa arsitek mahal ngga ya? Bingung nih... Mau tau berapa biaya jasa arsitek sebenarnya? Simak liputan berikut ini.

Bagaimana Cara Agar Rumah Asri dan Terlihat Nyaman?

Apakah rumah Anda masih terasa kurang nyaman? Jangan panik, berikut tips cara menata interior agar rumah terasa lebih nyaman

Model Rumah Apakah Yang Sedang Ngetrend Di Tahun 2015 Saat Ini?

Anda sedang mendesain rumah, tapi masih bingung menentukan sytlenya. Berikut ulasan seputar gaya style rumah di tahun 2015 ini.

Bagaimana Cara Melakukan Renovasi Rumah Yang Benar?

Anda ingin merenovasi rumah ya? Tapi masih bingung tahap apa yang harus dilakukan. Berikut tips langkah dalam proses renovasi.

Sabtu, 07 Maret 2015

Ini Dia Tips Cara Memilih Arsitek Profesional

tips memilih arsitek profesional
Cara memilih arsitek untuk rumah impian kita memang tidaklah mudah, apalagi mendapatkan arsitek yang sejalan dengan keinginan dan kemauan kita. Sebagaimana kita ketahui bahwa rumah Anda bukan hanya sekedar untuk berteduh,  tapi jauh daripada itu yakni untuk memberi ketentraman dan kenyamanan bagi penghuninya dalam aktifitas sehari-hari. Selain itu rumah juga akan menunjukkan symbol gaya pribadi Anda sebagai individu, hobi dan “rasa” seni yang Anda miliki. Jadi kesimpulannya, rumah yang sesuai dengan kita itu tentu harus memberikan kenyamanan tersendiri, juga inspirasi dan semangat beraktifitas kepada seluruh penghuninya.

Nah, untuk mewujudkan itu semua tentu dibutuhkan konsultan arsitek yang tepat. Namun banyaknya konsultan arsitek yang menawarkan jasanya di internet, tentu membuat kita menjadi bingung mana yang harus dipilih. Berikut ini kami akan menyimpulkan beberapa tips cara memilih arsitek yang baik dan professional, murah namun tidak murahan….  Selamat mengikuti:

1. Lihat Kualitas Gambarnya
Konsultan arsitek yang profesional, tentu memiliki kualitas gambar yang juga profesional alias tidak murahan. Ini bisa terlihat dari kualitas gambarnya terlihat halus dan mirip dengan aslinya seperti gambar rumah yang sudah jadi. Tidak ada distorsi pada gambar tersebut dan tampilan pohon dan mobil yang terlihat di gambar begitu natural dan hidup. Nah, disini Anda bisa membandingkan kualitas gambar diantara beberapa konsultan arsitek yang akan Anda pilih, mana kualitas gambarnya yang paling profesional.

2. Memiliki Brand dan Alamat Yang Jelas
Suatu konsultan arsitektur yang profesional selalu memiliki brand tersendiri yang menjadi identitasnya. Ia dikenal dengan nama brand tersebut seperti contohnya "Arsitek Online" atau "JA Architect" atau nama brand lainnya.
Tidak perduli apakah arsitek tersebut adalah arsitek freelance atau memiliki badan usaha karena tidak semua arsitek yang memiliki badan usaha. Hal ini karena profesi arsitek adalah profesi profesional layaknya dokter, pilot, pengacara, mekanik dan pekerja profesional lainnya. Tidak mungkin kita menanyakan badan usaha kepada dokter saat kita mau berobat :) Tapi kalau si arsitek memiliki badan usaha seperti PT atau CV tentu hal itu perlu terutama bila bangunan yang akan dikerjakan tersebut adalah bangunan project pemerintah atau project dari badan usaha juga. Tapi kalau hanya rumah tinggal pribadi Anda, arsitek freelance sudah cukup. Yang penting memiliki nama brand selaku indentitas dan yang kedua adalah memiliki alamat yang jelas.

3. Memiliki Website Profesional Yang Resmi.
Di zaman serba online seperti sekarang ini, memiliki website resmi menunjukkan keprofesionalan seseorang. Apalagi itu adalah biro arsitek atau konsultan arsitektur. Kan tidak lucu bila sebuah konsultan arsitektur yang profesional hanya memiliki blog gratisan seperti di blogspot.com  atau wordpress.com. Hal ini tentu sulit dipertanggungjawabkan bila dikemudian hari terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Jadi kesimpulannya dalam memilih jasa arsitek tentu ada baiknya memilih jasa arsitek yang memiliki website resmi berekstensi .com atau .net atau atau .co.id atau lainnya.

bagaimana cara memilih arsitek profesional


4. Fast Respond
Konsultan arsitektur profesional tentu pelayanannya juga profesional alias cepat. Bila Anda menghubunginya via email, dalam waktu 1x24 jam email Anda akan dibalas. Ini satu tanda konsultan tersebut profesional. Namun bila lebih dari 24 jam baru dibalas, kita lihat dulu alasannya apa. Bila konsultan tersebut tidak minta maaf atas keterlambatannya membalas email Anda, apalagi tidak menerangkan alasannya, hal ini indikasi kurang baiknya pelayanan konsultan tersebut. Namun bila konsultan tersebut minta maaf dan menerangkan alasan keterlambatan membalas email Anda karena sesuatu dan lain hal, seperti lagi di luar kota atau kantornya kebanjiran dan sebagainya, mungkin ini masih bisa diterima. Tapi kalau email Anda baru dibalas setelah 3 hari apalagi sampai seminggu, wah…. ini sudah bisa dipastikan palayanannya kurang memuaskan.

5. Ramah
Pembeli adalah raja. Pepatah ini ada benarnya dan ini menunjukkan pentingnya pelayanan yang ramah terhadap pembeli atau client. Dan bagi sebuah konsultan arsitektur, keramahan tentu dibutuhkan dan menunjukkan keprofesionalan sebuah konsultan arsitektur tersebut.
Keramahan bukan hanya dari cara bicara saat menjawab ditelpon, tapi dari email yang kita terima juga bisa terlihat. Lihatlah emailnya, apakah ada basa-basinya seperti adanya salam pembuka, isi dan salam penutup atau tidak. Atau email Anda langsung dijawab sesuai pertanyaan yang Anda ajukan saja. Itu pun dengan kata-kata yang penuh singkatan seperti kata “yang” menjadi yg, “tadi” menjadi td, “mereka” menjadi mrk dan berbagai singkatan lainnya. Semuanya ini mengindikasikan bahwa etika dan keramahan tidak ada pada konsultan tersebut.

6. Adanya SPK (Surat Perjanjian Kerja) Secara Tertulis
Bila Anda sudah cocok dengan berbagai point di atas, terakhir tanyakanlah apakah ada SPK yang akan dibuat dalam hubungan konsultasi tersebut atau tidak. Anda jangan takut terhadap keberadaan suatu surat perjanjian karena justru SPK ini akan membantu Anda dan membela Anda bila terjadi sesuatu hal, baik saat konsultasi berjalan ataupun nanti di kemudian hari. Hal ini penting karena keberadaan SPK antara pemilik rumah dan konsultan arsitektur bukan hanya melindungi salah satu pihak, tapi justru menguntungkan kedua belah pihak dimana konsultan arsitektur selaku perencana terjamin akan masalah pembayarannya dan Anda selaku pemilik rumah akan terjamin pelayanannya dan kualitas yang didapat serta terjamin pula bahwa konsultan arsitektur tidak akan lari atau pergi dari tanggungjawab setelah DP atau uang muka Anda transfer.

Demikianlah tips cara memilih arsitek profesional. Mudah-mudahan ditangan arsitek profesional pilihan Anda tersebut, rumah impian Anda akan terwujud.

Selasa, 03 Maret 2015

Penggambaran Oleh Arsitek Terhadap Suatu Penelitian Desain

penelitian desain gambar arsitek
Bila studi Hawthorne dikritik oleh para arsitek dengan mengatakan pendefinisian persoalan yang kurang jelas, hipotesa yang kabur dan metodologi yang kurang obyektif, maka dinamika kelompok dianggap dapat menutupi kelemahan-kelemahan tersebut. Kurt Lewin dalam pengamatannya terhadap dinamika kelompok sangat memberikan perhatian terhadap pentingnya ketepatan hipotesa dan interrelasi antara berbagai variabel.

Hipotesa dan interrelasi tersebut harus dirumuskan dengan tepat dan logis, karena semua itu merupakan suatu hal yang penting dalam melakukan suatu perubahan berencana, terutama dalam mengamati perkembangan dinamika kelompok. Pandangan Kurt Lewin tadi bukan hanya memberikan pengaruh terhadap pentingnya peranan dari desain arsitek terhadap proses perubahan tetapi sekaligus juga pengertian dari perubahan itu sendiri atau terhadap penelitian arsitek tindak nyata pada umumnya. Pengaruh dari Kurt Lewin dalam penelitian tindak nyata oleh beberapa ahli ilmu sosial sering dianggap sebagai penentu utama mengenai pengertian dan konsepsi penelitian arsitek.

Salah satu ungkapan Kurt Lewin yang sering dikutip oleh para arsitek adalah the most useful way to study things is to try to change them. Cara yang paling tepat untuk mempelajari sesuatu adalah dengan merubahnya. Sudah disinggung bahwa Kurt Lewin sangat memberikan perhatian terhadap pentingnya penggunaan ilmu pengetahuan dalam mengadakan perubahan social.

Kesemua sumbangan Kurt Lewin dan para pendukungnya oleh Margulies dan Raia disimpulkan sebagai berikut:

Pertama: Lewin yakin bahwa perumusan gejala-gejala sosial secara teoritis dan konsepsional haruslah dikembangkan berdasarkan keadaan-keadaan yang nyata terjadi, sehingga lebih dapat dipergunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan praktis.

Kedua: J Lewin juga yakin akan pentingnya suatu Studi perbandingan terhadap berbagai macam tindakan sosial. Untuk itu sedapat mungkin hams dilakukan suatu eksperimen lapangan yang bertujuan untuk mengembangkan prinsip-prinsip yang berguna bagi usaha pelaksanaan tindakan social.

Ketiga: Tidak dapat dipungkiri bahwa penggambaran oleh arsitek tindak nyata tidaklah kurang ilmiah dibanding dengan penelitian lainnya. Lewin malahan berpendapat bahwa penggambaran oleh arsitek tindak nyata sekaligus dapat memenuhi tuntutan dari ahli-ahli ilmu pengetahuan murni dan masyarakat umumnya yang berkeinginan untuk dapat memecahkan persoalan-persoalan praktis. Untuk itu maka penelitian tindak nyata harus dapat mengembangkan ketentuan aturan yang bersifat umum mengenai gejala-gejala sosial dengan mempelajari hakekat, keadaan dan pengaruh dari keadaan sosial tertentu.

Dalam perkembangannya, terutama dalam penggunaannya oleh para arsitek ilmu perilaku terapan khususnya dan para arsitek lainnya, penggambaran oleh arsitek tindak nyata telah digunakan untuk memecahkan berbagai macam persoalan. Namun kesemuanya itu dapat dikatakan berada dalam kawasan dunia industri dengan pusat perhatian pada usaha untuk mempelajari dampak dari kelompok terhadap tingkat prestasi dan produktifitas kerja.

Trist dan Bamforth, mengadakan Studi khusus tentang pengaruh perubahan teknologi terhadap kelompok sosiometrik yang sudah ada dalam suatu organisasi bertentu. Lippitt menggunakan penggambaran oleh arsitek tindak nyata untuk menyusun program dan kurikulum latihan di bidang industri serta untuk mengevaluasi konsekuensi dari kegiatan lokakarya dan latihan.

Marrow dan French, menggunakan penggambaran oleh arsitek tindak nyata sebagai alat untuk menyusun kebijaksanaan organisasi dalam penggunaan tenaga kerja wanita, dengan meneliti kemampuan belajar (trainability), ketidakhadiran (absenteeism) dan tingkat prestasi pekerja wanita. Hasil penggambaran oleh arsitek yang mereka lakukan bersama dengan pimpinan organisasi pengguna tersebut mereka oleh dan analisa untuk menyusun kebijaksanaan dalam penggunaan tenaga kerja wanita.

Satu hal yang sangat menarik adalah bahwa para arsitek langsung ikut serta dalam menerapkan hasil penelitian tersebut. Dengan perkataan lain, para arsitek tidak saja terlibat dalam proses, penelitiannya saja tetapi dalam mengambil langkah-langkah pemanfaatan hasil penelitian tersebut. Perkembangan tadi memberikan arah baru bagi penelitian tindak nyata, proses yang sama yaitu adanya kerjasama yang erat antara pengguna dengan arsitek dari sejak awal sampai pemanfaatan hasil penelitian ternyata juga dapat digunakan untuk melakukan berbagai macam perubahan, perbaikan dan penyempurnaan organisasi pada umumnya.

Senin, 02 Maret 2015

Perubahan Pendesainan Arsitek Dalam Penggambaran Konsep Desain

konsep desain gambar arsitek
Dalam pelaksanaannya, kemudian para arsitek melihat pentingnya peranan variabel sosial pada produktifitas kerja. Atas dasar itu dilakukanlah studi yang sistematis terhadap pengaruh faktor manusia terhadap pekerjaan dan kondisi kerja! Walaupun banyak kritik pada obyektifitas pendesainan tersebut, namun tidak dapat dipungkiri bahwa Elton Mayo dan kwan-kawan telah mempelopori kegiatan yang menjadi dasar daripada penelitian tindak nyata. Hal ini disebabkan karena Elton Mayo dan kawan-kawanlah yang pertama kali mulai melakukan suatu pendesainan yang bertujuan untuk mengadakan perbaikan dan penyempurnaan.

Selanjutnya ada dua hal penting yang disumbangkan oleh penelitian tersebut, yaitu:
a. Data yang diperoleh dari penggambaran haruslah menjadi dasar untuk melakukan perubahan;
b. Bahwa penggambaran dapat dilakukan bersama antara arsitek dengan pengguna, sehingga hasil yang diperoleh bukan hanya bermanfaat bagi peneliti, tetapi juga untuk pimpinan organisasi tersebut sebagai bahan untuk mengadakan perubahan dan perbaikan organisasi.

Suatu studi eksperimental lainnya adalah yang dilakukan oleh Coach dan French. Studi tersebut ingin mencari jawaban atas pertanyaan: Moda apakah yang paling efektif untuk melakukan perubahan teknologis? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka Coach dan French mempergunakan dua moda partisipasi, yaitu: partisipasi arsitek melalui perwakilan (representative participation) dan partisipasi arsitek menyeluruh (total participation). Dengan menggunakan kedua moda tersebut, maka mereka mendapatkan jawaban yaitu penggunaan moda tersebut selain mempengaruhi penerimaan para pekerja terhadap teknologi baru, juga mempengaruhi produktifitas kerja.

Disimpulkan bahwa produktifitas kerja akan meningkat dengan lebih cepat bila terdapat partisipasi menyeluruh dari semua mereka yang terkena perubahan. Selain itu, hal yang sangat menarik adalah bahwa mereka mulai memperkenalkan adanya arsitek pengendali (control group) di samping arsitek eksperimental. Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, terdapat berbagai macam kritik pada ketepatan pendesainan tindak nyata sebagai metodologi. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kedua pendesainan tersebut memberikan sumbangan tertentu terhadap perkembangan konsepsi penggambaran tindak nyata.

Selanjutnya pentingnya penelitian tindak nyata menjadi lebih meningkat dengan berkembangnya teori Dinamika Arsitek dari Kurt Lewin Hasil pekerjaan atau pengamatan Kurt Lewin terhadap dinamika arsitek dan konsepsualisasinya terhadap proses perubahan berencana memberikan sumbangan khusus pula pada penelitian tindak nyata. Salah satu dalilnya yang penting adalah bahwa dalam melakukan perubahan sosial, maka proses dan teknik penelitian sosial memegang peranan penting dalam mengarahkan dan melaksanakan usaha-usaha perubahan berencana. Kurt Lewin melihat bahwa Wzction research and utilization of knowledge involved a proses of analysis, information gathering, action planning, action and evaluation.

Suatu penggambaran tindak nyata dan penggunaan pengetahuan (sosial, penulis) meliputi proses analisis, pengumpulan data, perencanaan dan pelaksanaan tindakan dan evaluasi. Pandangan Kurt Lewin tadi sangat menarik, karena ia melihat adanya hubungan yang serasi dan terus-menerus antara arsitek dengan kegiatan pendesainan sosial, (yaitu kegiatan analisis dan pengumpulan data) dengan tindakan sosial (perencanaan dan pelaksanaan tindakan). Dengan perkataan lain, Kurt Lewin melihat bahwa penggambaran tindak nyata merupakan strategi penting dalam merencanakan dan melaksanakan perubahan sosial. pendesainan tindak nyata merupakan cara atau alat untuk mempengaruhi tindak-tanduk dan sistem nilai dari arsitek manusia, yang dalam perkembangannya dapat digunakan untuk keperluan yang lebih luas lagi.

Penelitian Terhadap Penggambaran Arsitek Dalam Sebuah Desain

gambar desain arsitek
Hal ini berarti pula bahwa dasar-dasar teorinya berkembang dari suatu hasil penelitian arsitek tertentu dan dalam suatu situasi tertentu pula. Oleh sebab itu, penelitian oleh arsitek sebagai salah satu teknologi dari pengembangan organisasi, sering juga dikatakan sebagai suatu teknologi yang dangkal sehingga kurang dapat memenuhi persyaratan sebagai suatu metodologi yang dapat berlaku secara universal. Kritik seperti ini terutama datang dari mereka yang menganut paham adanya ilmu sosial mumi. Mereka ini pada umumnya berpendapat bahwa penelitian tindak nyata merupakan suatu metoda yang kurang dapat dipertanggungjawabkan obyektifitasnya, kurang dapat dengan jelas merumuskan persoalannya dan terutama kurang dapat direncanakan dan dikendalikan pelaksanaannya.

Mereka selanjutnya berpendapat bahwa kelemahan-kelemahan arsitek tersebut tidaklah sesuai dengan tuntutan umum dari suatu metodologi penggambaran karena sering terlalu berorientasi kepada keinginan konsumer ataupun klien. Sebaliknya para pendukungnya berpendapat bahwa suatu penggambaran yang dilakukan oleh arsitek bukanlah sekedar untuk penggambaran itu saja. Suatu penggambaran sosial selalu bertujuan untuk mempelajari suatu keadaan tertentu dan pengetahuan tersebut selalu ditujukan untuk perbaikan dan peningkatan.

Para pendukungnya sangat yakin bahwa penelitian tindak nyata merupakan suatu metoda yang praktis dan pragmatis terutama dalam memahami dan mengadakan perubahan sosial. Gambar arsitek tentang Perbandingan antara Action Reseafch dengan berbagai macam metoda research lainnya telah memberikan gambaran umum kepada kita semua mengenai hal itu.

Selanjutnya pandangan terakhir ini menimbulkan akibat yang kurang menguntungkan bagi perkembangan konsepsi penggambaran tindak nyata, yaitu timbulnya anggapan bahwa penggambaran si arsitek tindak nyata bukanlah suatu metoda yang baik bagi suatu penggambaran yang bermaksud untuk mendapatkan teori dan dalil baru. Tetapi yang lebih kurang-menguntungkan lagi adalah timbulnya suatu pendapat yang secara jelas mempertentangkan keabsahan teori atau ilmu dengan kenyataan atau praktek sehari-hari. Da1am kaitan ini maka penggambaran tindak nyata sesungguhnya mengandung kedua aspek tersebut.

Di satu pihak ia mengandung unsur teori atau ilmu dalam arti ia dapat digunakan untuk menyusun teori baru yaitu dengan menggunakan kelompok manusia tertentu sebagai laboratorium. Selanjutnya di pihak lain dengan hasil penemuan tersebut dapat dilakukan usaha-usaha perubahan sosial.

PERKEMBANGAN KONSEPSI MENGENAI PENELITIAN TINDAK NYATA.
Uraian terdahulu memberikan gambaran pada kita bahwa penelitian tindak nyata berkembang sebagai suatu hasil usaha dari para arsitek sosial yang bermaksud untuk menemukan dalil-dalil yang efektif bagi usaha melakukan suatu perubahan sosial. Karena kenyataan historis tersebut, maka sesungguhnya cukuplah sulit untuk menentukan kapan sesungguhnya teknologi ini mulai berkembang. Setiap arsitek yang menemukan suatu dalil baru dan kemudian menggunakan untuk melakukan suatu perubahan sosial sesungguhnya juga merupakan pengembang dari penelitiap tindak nyata. Namun demikian dilihat dari segi konsep sendiri maka terdapat dua kelompok ahli yang mengembangkan penelitian tindak nyata.

Kelompok-kelompok tersebut adalah kelompok arsitek dan kelompok lainnya lagi adalah kelompok arsitek gejala-gejala kelompok. Kelompok pertama memberikan perhatian pada gejala-gejala organisasional dan kaitannya dengan produktifitas dan tingkat prestasi. Selanjutnya kelompok kedua terutama memberikan perhatian terhadap pengaruh dari kelompok terhadap proses pengambilan keputusan, pemecahan persoalan, saling mempengaruhi, kepemimpinan dan struktur organisasi. Kelompok pertama antara lain diwakili oleh Elton Mayo dan kawan-kawan dari Universitas Harvard yang juga dikenal dengan Studi Hawthorne. Studi mereka merupakan suatu studi ilmiah dengan mempergunakan percobaan lapangan. Suatu survai terhadap sekelompok pekerja di sebuah pabrik telah dilakukan oleh sekelompok arsitek dari Universitas Harvard untuk menyusun suatu program latihan bagi para supervisor dan untuk mempelajari bagaimana pengaruh kondisi phisik terhadap produktifitas kerja.

Proses Perubahan Pengembangan Desain Arsitek

pengembangan desain arsitek
Selain keuntungan atau manfaat dari desain arsitek, terdapat dua kerugian atau kekurangan dari proses konsultasi. Kedua kelemahan tersebut adalah:

1. Keterlibatan para anggota arsitek hanya terbatas kepada mereka yang langsung menjadi klien. Hal ini merupakan kelemahan utama dari proses konsultasi dibandingkan dengan teknologi Pengembangan Arsitek yang lainnya.

2. Teknologi ini memerlukan waktu, tenaga dan biaya yang cukup besar, karena pemahaman suatu hal relatif lebih sulit dari sekedar melihat suatu hasil akhir. Namun demikian hasil berbagai penelitian menunjukkan bahwa manfaat dari proses konsultasi relatif lebih besar daripada kerugiannya. Mengingat konsultasi manajemen merupakan teknologi yang cukup penting, maka khusus untuk ini akan dibahas secara khusus dalam Bab tersendiri.

PENELITIAN TINDAK NYATA ACTION RESEARCH.
Pentingnya berbagai usaha dan tindakan untuk mengendalikan berbagai perubahan sudah sejak lama dirasakan keperluannya. Berkembangnya berbagai konsepsi dan teori mengenai perbaikan desain pada umumnya dan perbaikan serta pengembangan arsitek pada khususnya merupakan salah satu implikasi dari keadaan tersebut. Dikemukakan demikian, karena arsitek dan juga pengembangannya sesungguhnya merupakan suatu konsepsi dan pendekatan yang bertujuan untuk menciptakan, melaksanakan dan mengendalikan perubahan. Sebagaimana telah dikemukakan salah satu aspek penting dari perbaikan dan pengembangan arsitek adalah bahwa proses tersebut dipengaruhi oleh pandangan dan pengalaman yang berasal dari ilmu-ilmu perilaku terapan.

Pandangan tersebut bertitik-tolak dari pengetahuan-pengetahuan yang berkaitan dengan hal-hal mengenai perilaku manusia dalam arsitek ataupun secara umum dikenal dengan istilah perilaku arsitek. Sebagaimana diketahui Bennis, Benne dan Chin merumuskan perbaikan berencana sebagai 21 deliberate and conscious effort to improve the operation of a human system through the application of systematic and appropriate knowledge to create intelligent action and change aimed at the solution of social problems.

Atau perubahan berencana adalah suatu usaha yang secara bersama dan sadar dilakukan untuk memperbaiki tindakan (perilaku) manusia dengan menggunakan pengetahuan yang sistematis dan tepat sehingga terdapat suatu tindakan tepat bagi pemecahan masalah sosial. Rumusan Bennis dan kawan-kawan memberikan perhatian utama akan pentingnya penggunaan pengetahuan yang sistematis dan tindakan-tindakan yang tepat serta hubungan antara kedua istilah tersebut. Hal inilah nantinya yang akan menjadi titik tolak dalam menguraikan pengertian Penelitinn Tindak Nyata atau Action Research. Bab ini akan menguraikan pengertian tindak nyata dan peranannya dalam perbaikan dan pengembangan arsitek yang berencana.

PENGERTIAN PENELITIAN TINDAK NYATA.
Penelitian Tindak Nyata merupakan suatu proses dan juga alat dalam kegiatan perubahan dan pengembangan arsitek. Ia merupakan suatu metode pengumpulan data, tetapi juga ia merupakan alat atau teknik yang di dalamnya terdapat berbagai teknologi yang dapat digunakan untuk berbagai macam kepentingan dan tujuan. Di dalamnya juga terkandung berbagai persyaratan dan konsekuensi dalam penggunaannya. Karena adanya dua arti tersebutlah maka terdapat pula beberapa definisi, dalam arti ada yang lebih menitik-beratkan pada kedudukannya sebagai alat dan ada pula yang lebih banyak melihatnya sebagai suatu pekerjaan atau malahan kedua-duanya. Sebagaimana telah dimaklumi, salah satu landasan daripada pengembangan arsitek adalah teori-teori ilmu sosial yang berorientasi pada disiplin tertentu.

Minggu, 01 Maret 2015

Bagaimana Konsultan Arsitek Dalam Intervensi Kewenangannya

konsultan arsitek
Schein mengemukakarn bahwa, pusat perhatian daripada konsultan arsitek adalah pada proses, seperti: berbagai macam tindakan orang-orang yang terjadi dalam lalu-lintas pekerjaan, dalam penyelenggaraan rapat pertemuan, dan dalam melakukan hubungan secara formal dan informal. Hal yang paling khusus adalah yang berkaitan dengan tindakan para klien tersebut dan dampaknya terhadap orang lain.
Beberapa aspek proses yang menjadi pusat perhatian. Adapun data yang berkaitan dengan proses yang umumnya diperlukan dalam melakukan konsultasi proses adalah:

1. Komunikasi Bagaimana proses arus informasi terjadi di antara para anggota arsitek, dalam arti bagaimana isinya disampaikan, bukannya isi apa yang disampaikan?

2. Peranan dan fungsi anggota dalam organisasi. Siapa mengerjakan apa, dan jika kelompok sedang bekerja maka bagaimana dilakukannya?

3. Pemecahan Persoalan dan Pengambilan Keputusan dalam kelompok. Bagaimana pendekatan pimpinan terhadap pemecahan persoalan? Bagaimana kelompok itu sampai pada keputusan?

4. Norma Kelompok. Ketentuan formal dan informal apakah yang menuntun perilaku kelompok? Bagaimana pengaruhnya terhadap apa yang akan dilakukan?

5. Kepemimpinan dan Kewenangan Bagaimana organisasi menangani hal-hal yang berhubungan dengan kepemimpinan dan kewenangan? Siapa yang memimpin secara formal? Secara informal? Bagaimaha? Apakah kewenangan ada berdasarkan kedudukan, atau atas dasar keahlian dan kecakapan?

6. Kerjasama dan Persaingan. Bagaimana organisasi yang satu bekerjasama dengan kelompok yang lain?

7. Konflik Bagaimana organisasi menangani konflik? Secara konstruktif atau membangun? Secara destruktif atau merusak? Atau diabaikan? Sebagai suatu teknologi Pengembangan Arsitek, maka konsultasi proses dapat mencakup berbagai macam teknik intervensi. Hal ini dapat terlihat jelas dari pernyataan Edgar Schein yang mengemukakan: The job of the process consultant is to help the organization to solve its own problems by making it aware of organizational processes, of the consequences of these processes, and of the mechanisms by which they can be changed, The ultimate concern of the process consultant is the organizations capacity to do for itself what he has done for it. Where standard consultant is more concerned about passing on his knowledge, the process consultant is concerned about passing on his skills and values.

Tugas dari konsultan arsitek adalah untuk membantu suatu arsitek untuk secara sendiri memecahkan persoalannya melalui usaha membuat arsitek itu sadar akan proses arsitekonal yang berlaku, akan akibat-akibatnya dan mengenai mekanisme (peranti) yang dapat dipergunakan untuk merubahnya. Ujung tombak dari konsultan arsitek proses adalah kemampuan arsitek itu sendiri untuk melakukannya secara swadaya apa yang telah dilakukan oleh konsultan arsitek. Bila konsultan arsitek biasa lebih memberikan perhatian kepada usaha memberikan pengetahuan, maka konsultan arsitek lebih mengutamakan pada usaha untuk memberikan ketrampilan dan nilai-nilai yang ada di dalamnya.

Beberapa bentuk teknik intervensi. Selanjutnya Edgar Schein mengemukakan beberapa bentuk intervensi yang dapat dilakukan oleh konsultan arsitek, yaitu:
1, Intervensi dalam penentuan agendaacara, yang meliputi: Pertanyaan-pertanyaan yang langsung berkaitan dengan masalah-masalah hubungan antar perorangan. Periode analisis proses, acara penilaian dan prosedur pengujian, pertemuan rapat mengenai proses hubungan antar perorangan.   Masukan konseptual mengenai topik proses hubungan antar perorangan.

2, Penyampaian umpan balik atas data hasil observasi ataupun data lainnya, mencakup: Umpan balik kepada kelompok selama proses analisis ataupun melalui waktu kerja biasa. Umpan balik kepada perseorangan sesudah pertemuan ataupun sesudah kegiatan pengumpulan data.

3, Coaching atau bimbingan perorangan.

4. Saran-saran struktural, berkenaan dengan Keanggotaan kelompok, Pola komunikasi atau interaksi, Pembagian kerja, pemberian tanggung jawab dan kewenangan operasional.

Dari gambaran di atas nampaknya Edgar Schein menyarankan agar para konsultan arsitek selalu bekelja menurut tahapan tergebut di atas, yaitu penyusunan agenda, penyampaian umpan balik, pembimbingan dan penyampaian saran struktural. Dia tidak menyarankan keterlibatan konsultan arsitek dalam memecahkan  persoa1an yang bersifat substantif, karena tidak sesuai dengan makna dan tujuan dari konsultasi proses itu sendiri. Dengan penjeiasan tersebut, maka jelaslah bahwa terdapat kesamaan dengan teknologi.

Proses Desain Arsitek Dari Data Yang Masuk

desain arsitek
Institut for Social Research atas dasar pengalaman mereka menyusun aspek-aspek data yang perlu dikumpulkan sebagai berikut:
Satisfaction with work group. Langkah-langkah Umpan Balik Survai Secara singkat bahwa daya guna dari Umpan Balik Survai akan ditentukan oleh tingkat validitas data yang dikumpulkan, tingkat tanggung jawab para anggota terhadap data yang sudah ditemukan dan tingkat kesediaan para anggota arsitek tersebut untuk memperbaiki arsitek mereka. Untuk itu, maka Institute for Social Research menyarankan 5 (lima) langkah sehagai berikut:

Langkah Pertama: Anggota arsitek yang berada pada pucuk pimpinan harus diikutsertakan pada perencanaan pendahuluan.

Langkah Kedua: Desain harus dikumpulkan dari seluruh desain arsitek.

Langkah Ketiga: Desain yang dikumpulkan harus diumpan-balikkan kepada pucuk pimpinan team (arganisasi, pen.) dan selanjutnya diteruskan ke bawah melalui kelompok fungsional.

Langkah Keempat: Setiap atasan hendaknya meneruskannya kepada bawahan mereka masing-masing dengan mendiskusikan desain tersebut, dan para bawahan dimintakan untuk:
a. menginterpretasikan desain termaksud,
b. membuat rencana perbaikan yang bersifat konstruktif,
c. membuat rencana untuk meneruskan desain tersebut pada tingkat-tingkat yang lebih bawah.

Langkah Kelima: Pada umumnya dalam pertemuan-pertemuan penyampaian kembali data tersebut dipergunakan juga konsultan yang membantu para atasan dalam mempersiapkan pertemuan tersebut dan juga yang dapat berperan sebagai data sumber. Dengan adanya tahap-tahap tersebut maka beberapa manfaat dari Umpan Balik Survai sebagaimana akan diuraikan berikut ini lebih mungkin dicapai.

Manfaat Umpan Balik Survai Ada 5 (lima) manfaat yang secara langsung dapat diperoleh dari penggunaan teknologi Umpan Balik Survai. Keempat manfaat yang dimaksud adalah:

1. Adanya survai yang mencakup berbagai aspek persoalan dan tingkatan pegawai akan membantu proses pemahaman terhadap berbagai macam persoalan administrasi, arsitek dan manajemen.

2. Adanya keikutsertaan dari para anggota arsitek dalam proses persiapan maupun pelaksanaannya akan dapat mengurangi adanya keengganan penolakan terhadap perubahan.

3. Berkembangnya hubungan antara konsultan dengan klien yang lebih serasi.

4. Adanya perasaan dari para klien bahwa desain yang diolah adalah desain yang mereka yakini relevan dan tepat untuk memecahkan persoalan.

5. Kesemua hal tersebut dapat mendorong proses keterbukaan dalam arsitek yang merupakan prasyarat bagi berkembangnya manajemen yang partisipatif, suatu gaya manajemen yang diperkirakan akan menjadi gaya umum bagi manajemen pada masa yang akan datang.


KONSULTASI PROSES (THE PROCESS CONSULTATION)
Sebagaimana nama dari teknologi ini sendiri, konsultasi proses merupakan suatu pendekatan dan metoda yang terutama berkaitan dengan usaha intervensi terhadap proses yang terjadi dalam kelompok, antar kelompok ataupun arsitek. Usaha intervensi tersebut dilakukan dengan melalui bantuan konsultan. Tokoh utama dari teknologi ini adalah Edgar Schein yang selain juga banyak menulis tentang teknologi ini, juga sering mempergunakannya dalam kegiatan pengembangan arsitek.

Edgar Schein mendefinisikan Konsultasi proses sebagai a set of activities on the part of consultant which help the client to perceive, understandhand act upon process events which occur in the clients enuironment. Atau suatu himpunan kegiatan pihak konsultan untuk membantu klien dalam merasakan, mengartikan dan bertindak terhadap peristiwa mengenai proses yang berlangsung di dalam lingkungan klien. Asumsi dasar yang melandasi termologi ini adalah bahwa melalui proses tersebut para konsultan dapat berbuat banyak dalam membantu kliennya untuk mendiagnosis dan memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh suatu arsitek yang kompleks.

Sabtu, 28 Februari 2015

Proses Pengumpulan Data Arsitek

data-arsitek
Dalam prakteknya proses penyampaian inipun dilakukan secara bertahap melalui beberapa kali pertemuan. Melalui proses penyampaian hasil survai tersebut, maka secara bertahap dan sistematis mulai dikembangkan dasar-dasar usaha diagnosis terhadap permasalahan umum suatu arsitek dan rangsangan untuk mengembangkan usaha bersama mengenai penemuan strategi perubahan arsitek secara berencana. Selanjutnya melalui proses tersebut maka diharapkan data yang dikumpulkan merupakan data yang tepat dan pula mengembangkan keberanian para anggota suatu arsitek untuk mempergunakan pengalaman mereka sebagai dasar untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna suatu arsitek.

Frank Neff menyebutkan tiga hal yang perlu dilakukan agar usaha penyempurnaan data arsitek dapat berhasil. Ketiga hal tersebut adalah:

1. The work group must accept the data as valid. Kelompok kerja harus dapat menerima ketetapan dari data yang dikumpulkan. Memang sering terjadi bahwa mereka enggan untuk mengemukakan persoalan-persoalan arsitek mereka. Oleh sebab itu, kesulitan tersebut sudah harus diatasi pada tahap permulaan.

2. The work group must accept responsibility for the part they play in the problems identified. Kelompok kerja tersebut harus turut bertanggung jawab terhadap keikutsertaan mereka dalam menentukan persoalan-persoalan yang telah ditemukan. Oleh sebab itu para pimpinan memegang peranan sangat penting untuk menunjukkan bahwa persoalan-persoalan tersebut memang merupakan persoalan-persoalan yang dihadapinya dan juga oleh para anggota lainnya.

3. The work group must commit itself to solving problems, that is, its members must commit themselves to doing some thing about problems. Kelompok kerja tersebut harus merasa terikat untuk melakukan pemecahan persoalan, yaitu, para anggota merasa terikat untuk melakukan sesuatu terhadap persoalan-persoalan tersebut. Kesemua hal tersebut merupakan suatu hal yang sangat penting karena manusia pada dasarnya adalah makhluk yang dapat mengenal dan memproses semua informasi yang dia ketahui secara rasional.

Beberapa hal tersebut secara jelas dirumuskan oleh Frank Friedlander dan L. Dave Brown, sebagai berikut: Survey feedback is a process in which data is systematically collected (usually by questionnaire) from members of an organization, analyzed in summary fashion, and feedback selectively to organization members. To varying degrees, outside staff and organization members collaboratively design the questions to be asked, jointly analyze and interpret the data, and feedback in meeting to organization units from which the data was collected for purposes of diagnosis and potential change.

Umpan Balik Survai adalah suatu proses pengumpulan data dilakukan melalui anggota-anggota arsitek, dianalisa dalam bentuk ringkasan, dan diumpanbalikkan secara selektif kepada anggota arsitek Dalam tingkatan yang berbeda-beda, maka orang luar (kansultan, pen.) bersama-sama anggota arsitek menyusun pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan, menganalisa dan mengartikan data, dan menyampaikannya kembali berupa umpan balik kepada unit-unit arsitek melalui rapat pertemuan untuk didiagnosis dan merencanakan perbaikan-perbaikan tertentu.

Umpan Balik Survai oleh beberapa pengamat sering dianggap sebagai teknologi Pengembangan Arsitek yang hanya tepat untuk memecahkan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan sikap (attitude), semangat dan rasa frustrasi pegawai bawahan, atau hanya untuk keperluan memperbaiki hubungan antar perorangan. Walaupun demikian, dalam perkembangannya Umpan Balik ini memegang peranan sangat penting dalam usaha perubahan dan pengembangan arsitek secara berencana. Sebagaimana oleh nama dari teknologi ini sendiri, maka Umpan Balik Survai lebih banyak menitikberatkan pada proses pengumpulan data sikap (attitude) dengan mempergunakan daftar pertanyaan atau kuesioner.

Survei Perencanaan Dalam Membantu Kerja Arsitek

kerja arsitek
Selesai dengan kedua langkah pada posting sebelummya, maka kelompok mengadakan diskusi, baik mengenai gambar-gambar arsitek yang telah dibuat pada langkah pertama, maupun surat-surat yang telah dibuat pada langkah kedua. Sebelum itu usahakan terciptanya suatu suasana dimana setiap orang ingin memberikan umpan balik secara terbuka. Juga perlu diciptakan suasana yang memungkinkan setiap orang untuk mau belajar dari anggota yang lain.

Keempat: Pembuatan daftar inventarisasi kehidupan dan dilanjutkan dengan penyusunan inventarisasi karier mereka. Dalam penyusunan daftar inventarisasi karier tadi perlu diawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini: Pada tahap mana saya merasa paling senang dan paling tidak senang? Kemampuan, keterampilan dan bakat terbaik apa saja yang saya bawa ke dalam pekerjaan saya? Penghargaan apakah yang saya cari dari pekerjaan saya: uang, status, pengakuan, menjadi anggota kelompok dan sebagainya?

Kelima: Diskusikanlah hasil inventarisasi tersebut dalam kelompok.

Keenam : Tugaskan setiap orang untuk membuat langkah-langkah rencana tindak yang akan mereka lakukan untuk mencapai tujuan karier dan atau tujuan hidup yang telah mereka rumuskan tadi.

Pelaksanaan dari keenam langkah bersebut dapat dilakukan hanya satu hari tetapi dapat juga dalam seminggu, tergantung tingkat kemampuan para anggota dan juga kompleksitas kelompok atau arsitek itu sendiri. Sebagai penutup dari uraian Perencanaan Karier dan Tujuan hidup ini sebagai salah satu teknologi Pengembangan Arsitek berikut ini akan diketengahkan beberapa manfaat dari Perencanaan Karier dan Tujuan Hidup.

Beberapa Manfaat Perencanaan Karier dan Tujuan Hidup Ada 4 (empat) manfaat utama, yaitu:
1. Membantu arsitek pada umumnya dan anggotanya pada khususnya dalam memahami pentingnya peranan tujuan pribadi dan tujuan arsitek.
2. Membantu anggotanya untuk merencanakan perubahan dan atau pemantapan karier mereka.
3. Membantu arsitek dan anggotanya untuk lebih memahami gaya hidup dan pola karier mereka.
4. Membantu arsitek dalam merencanakan peningkatan daya guna potensi dari para anggotanya dan perencanaan pengembangannya.

UMPAN BALIK SURVAI (SURVEY FEEDBACK).
Umpan balik survai atau dikenal juga dengan Survey guided development sebagai salah satu teknologi. Pengembangan Arsitek diperkenalkan oleh Kurt Lewin dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Floyd Mann dan kawan-kawan dari Institute for Social Research. Sebagai beknologi Pengembangan Arsitek, maka Umpan Balik Survai berpusat pada usaha pengumpulan data dan pemanfaatan data yang merupakan hasil dari suatu survai mengenai sikap (attitude) para anggota suatu arsitek. Para konsultan yang mempergunakan teknologi ini biasanya dimulai dengan pembicaraan atau diskusi dengan pimpinan tingkat atas. Diskusi tersebut terutama dimaksudkan untuk mempersoalkan hal-hal yang berhubungan dengan prosedur pengumpulan data.

Selanjutnya dari hasil survai tersebut kemudian dilakukan suatu kegiatan survai secara bertahap dan bertingkat. Bertahap dalam arti ruang lingkup permasalahannya dan bertingkat dalam arti mulai dari tingkat atas dan dilanjutkan pada, tingkat yang lebih rendah. Data basil survai tersebut kemudian disampaikan kembali kepada para anggota sebagai umpan balik.

Jumat, 27 Februari 2015

Perencanaan Karier dan Tujuan Hidup Seorang Arsitek Rumah

perencanaan arsitek rumah
Sebuah hasil inventarisasi sebaiknya dipilihkan saran dan langkah-langkah perbaikan yang paling strategis. Berdasarkan hasil persetujuan bersama ditentukanlah tugas masing-masing anggota dan target waktu penyelesaiannya. Selanjutnya berdasarkan keputusan bersama ditentukan pula jadwal waktu untuk mengadakan penilaian atas hasil usaha peruhahan dan atau atas langkah-langkah penyempurnaan yang telah diambil.

Langkah-langkah, secara sederhana uraian tersebut di atas dapat dinyatakan dalam langkah-langkah sebagai berikut:

1: Suatu unit organisasi tertentu merasakan adanya persoalan dan ingin untuk mengadakan perbaikan,

2: Arsitek tersebut menginformasikan persoalan dan keinginan tersebut kepada Pimpinan. Pimpinan mulai mengambil sikap terhadap hal tersebut.

3: Pimpinan mengadakan wawancara terhadap arsitek tersebut dan juga terhadap unit lainnya yang dianggap perlu. Hal ini dapat dia lakukan sendiri tetapi dapat juga dengan bantuan konsultan.

4: Pimpinan dengan tanpa bantuan konsultan mengadakan rapat yang dihadiri oleh arsitek rumah dan ke lompok yang diundang. Dalam rapat tersebut, ditegaskan maksud dan tujuan pertemuan. Juga dikemukakan beberapa hasil temuan yang diperoleh melalui wawancara.

5: Arsitek rumah mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali lebih lanjut informasi yang diketengahkan pada langkah 4.

6: Anggota-anggota arsitek yang diundang menyampaikan umpan balik yang berkenaan dengan kesan dan tanggapan mereka terhadap arsitek rumah. Pada tahap ini arsitek rumah berperan sebagai pendengar yang baik.

7: Arsitek rumah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan untuk menggali lebih lanjut latar belakang kesan dan tanggapan tersebut.

8: Pembentukan sub-sub kerja yang merupakan gabungan dari arsitek rumah yang diundang. Tugas sub-arsitek adalah untuk menemukan kunci persoalan dan langkah-langkah perbaikan dan perubahan.

9: Diskusi paripurnauntuk menginventarisasikan persoalan dan langkah-langkah perbaikan, penentuan persoalan dan langkah, strategis, pembuatan rencana tindak, penugasan, penentuan jadwal waktu penyelesaian dan penilaian.

10: Pelaksanaan perubahan.

11: Penilaian atas hasil perubahan dan langkah-langkah perbaikan.

Sebagai kata akhir perlu dikemukakan bahwa efektifitas penggunaan teknologi Organization Minroring ini sangat tergantung kepada kesediaan semua pihak untuk melaksanakan keseluruhan tahapan atau langkah ini secara konsekuen dan konsisten.

Perencanaan Karier dan Tujuan Hidup atau dalam istilah French dan Bell, Jr disebut Life and Career Planning Interventions mencakup keseluruhan aktifitas yang memungkinkan setiap orang dapat menentukan karier dan tujuan hidupnya serta merencanakan langkah-langkah yang mereka perlukan untuk mencapainya. Teknologi ini merupakan susunan dari aktifitas aktifitas yang meliputi usaha pemanfaatan hasil-hasil kehidupan dan kekayaan pengalaman, diskusi tentang tujuan hidup, penilaian dan perkiraan kemampuan, kebutuhan latihan dan pengembangan diri yang diperlukan serta hal-hal yang merupakan kekuatan ataupun kelemahan pribadi.

Dasar pemikiran akan pentingnya peranan teknologi ini adalah bahwa pengelolaan tujuan pribadi yang efektif sama pentingnya dengan pengelolaan tujuan organisasi secara efektif, karena setiap anggota organisasi juga berkeinginan agar tujuan organisasi tidak mengenyampingkan tujuan pribadi mereka. Dengan teknologi ini maka dapat lebih dimungkinkan, baik individu maupun organisasi, pengendalian masa depan dari para anggota yang juga berarti mengendalikan masa depan organisasi tersebut. Intervensinya menyangkut baik masa lampau, masa kini, maupun masa depan, yang dilakukan mulai dengan perseorangan untuk kemudian dilanjutkan dengan diskusi arsitek.

Langkah Perencanaan Karier Arsitek

karier arsitek
Langkah-langkah Agar pelaksanaannya dapat berjalan sebagaimana diharapkau French dan Bell menyarankan langkah-langkah sebagai berikut:

Langkah 1: An assessment of life and career paths up to this point in time, nothinghighlights, particularly important events, choice points, strengths, and deficiencies. Suatu penaksiran lintasan karier arsitek dan kehidupan sampai saat ini, hal-hal yang menonjol, terutama mengenai peristiwa penting, butir-butir pilihan, kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.

Langkah 2. A formulation of goals and objectives related to both desired life style and career path this are future oriented. Suatu rumusan mengenai tujuan dan sasamn yang sesuai gaya hidup dan lintasan karier arsitek yang diharapkan jadi yang berorientasi pada masa depan.

Langkah 3: A realistic plan for achieving the goals and moving systematically toward goal accomplishment; that is, the goals are specified, action steps needed to reach the goals are determined and a schedule of target dates is established for measuring progress.
Suatu rencana yang realistik yang disusun untuk mencapai tujuan tersebut dan secara sistematik bergerak bagi pencapaian tujuan; yaitu. tujuan-tujuan dispesifikasikan, langkah-langkah tindak untuk mencapai tujuan ditetapkan, dan suatu fadwal waktu ditentukan sebagai alat untuk mengukur kemajuan.

Dari uraian tersebut nampaklah bahwa perencanaan karier arsitek haruslah dilakukan bersamaan dengan perencanaan kehidupan, karena memang karier arsitek seseorang merupakan salah satu bagian dari kehidupannya. Untuk lebih memberikan kejelasan bagaimana teknologi intervensi yang dikembangkan oleh Herbert A. Shepard dilaksanakan berikut ini diketengahkan kutipan sebagai berikut: 19 Latihan Tujuan Hidup (Life-Goals Exercise)
I. Tahap Pertama
A. Buatlah suatu garis lurus secara horizontal dari kiri ke kanan yang menggambarkan jangkauan kehidupan anda. Panjang garis tersebut seyogianya menggambarkan keseluruhan perjalana pengalaman hidup dan juga harapan.

B, Berilah tanda di mana arsitek sekarang ini.

C. Siapkan suatu daftar peristiwa hidup yang arsitek anggap penting, terutama yang berkaitan dengan:
1. Pengalaman puncak yang kamu punyai,
2. Hal-hal yang pernah kamu lakukan dengan baik,
3. Hal-hal yangpemah kamu lakukan dengan tidak baik,
4, Hal-hal yang kamu akan pelajari sehingga dapat melakukan hal tersebut dengan lebih baik,
5. Hal-hal yang tidak pernah akan kamu lakukan lagi,
6. Pengalaman penting puncak apa saja yang ingin kamu peroleh,
7. Nilai-nilai (kekuasaan, uang, dan sebagainya) yang ingin kamu peroleh,
8. Hal-hal yang kamu inginkan untuk mulai dilakukan sejak sekarang.

D. Diskusikan hal tersebut dalam suatu sub-kelompok.

Tahap Kedua
A. Selama 20 menit tulislah hal-hal yang perlu dipikirkan mengenai kematian.
B. Carilah arsitek untuk desain rumahnya. Tulislah pujian yang akan diberikan kepada arsitek. Waktu yang disediakan untuk itu adalah 20 menit.
C. Diskusikanlah hal-hal tersebut di atas dalam diskusi sub kelompok.

Selain melalui cara tersebut, Fordyce dan Weil mengemukakan beberapa langkah sebagai berikut:
Pertama: Setiap orang yang ikut serta dalam suatu diskusi kelompok kecil dimintakan untuk membuat suatu gumbar atau gambar yang menggunakan bahan-bahan artistik, majalah tua, surat kabar dan sebagainya mengenai kehidupan mereka. Gambar tersebut ditempel di dinding untuk nantinya didiskusikan.

Kedua: Setiap orang ditugaskan untuk menulis dua buah surat dengan petunjuk isi sebagai berikut:

1. Bayangkan bahwa anda akan meninggal sepuluh tahun yang akan datang. Tulislah sebuah surat dari salah seorang sahabat karib untuk teman yang lain. Surat tersebut berisi tentang kehidupan anda.

2. Bayangkan bahwa seorang arsitek meninggal karena kecelakaan pada minggu yang akan datang. Tulislah surat yang serupa yang menceritakan apa yang arsitek itu harapkan untuk ditulis oleh sahabat karib si arsitek itu sendiri mengenai kehidupannya.

Kamis, 26 Februari 2015

Tanggapan dan Pandangan Tentang Arsitek Rumah

arsitek rumah
Organization Mirroring adalah sekelompok aktifitas dalam mana suatu kelompok tertentu (arsitek rumah) mendapatkan umpan balik dari perwakilan kerja yang lain mengenai bagaimana tanggapan dan penerimaan mereka terhadap arsitek termaksud Teknologi ini dirancang untuk menyempurnakan hubungan kerja dan efektifitas kerja antar organisasi. Jadi sedikit berbeda dengan teknologi Pengembangan Team yang telah dibahas sebelumnya. Bila dalam Pengembangan Team kehadiran anggota organisasi yang lain dimaksudkan untuk juga dapat meningkatkan efektifitas kerja mereka, maka dalam Organization Mirroring kehadiran dari perwakilan kelompok adalah terutama untuk membantu arsitek rumah mendapatkan informasi sebagaimana yang mereka harapkan.

Secara garis besar rangkaian kegiatan yang perlu dilakukan dalam teknologi Organization Mirroring dapat diilustrasikan sebagai berikut. Suatu team atau unit organisasi yang merasakan berbagai macam kesulitan dalam melakukan kerjasama dengan unit atau organisasi lain menyatakan keinginannya untuk mengundang tokoh-tokoh dari kelompok unit yang lain dapat menghadiri rapat yang diadakan organisasi tersebut atau arsitek. Mereka yang diundang dimintakan memberikan umpan balik mengenai tanggapan dan pandangan kelompok tersebut terhadap arsitek. Sebelumnya konsultan dan atau pucuk pimpinan melakukan suatu wawancara kepada setiap mereka yang akan hadir untuk mendapatkan informasi tentang persoalan tersebut dan latar belakangnya. Selain itu wawancara tersebut juga dimaksudkan untuk mempersiapkan organisasi yang terlibat untuk berusaha mencari jalan pemecahannya. Atas dasar informasi tersebut, kemudian pimpinan mengadakan rapat dengan mengungkapkan keinginan arsitek rumah untuk mendapatkan umpan balik dari peserta rapat.

Dalam hal pengumpulan data dilakukan oleh konsultan, maka ia dapat memintakan konsultan tadi untuk mengungkapkan temuannya. Terhadap hasil temuan ini para anggota arsitek rumah dapat saja mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan untuk mendapatkan kejelasan. Bila arsitek rumah sudah menganggap tidak perlu lagi ada penjelasan lanjutan, maka para wakil kelompok yang diundang mulai dapat dimintakan umpan balik mereka. Pada waktu penyampaian umpan balik ini yang diusahakan seterbuka mungkin, arsitek hanya diminta untuk mendengarkan dan tidak melakukan interupsi. Selesai kelompok yang diundang mengungkapkan kesan dan tanggapan mereka, barulah arsitek rumah dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang juga dimaksudkan untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut, bukan yang bersifat sanggahan. Dengan perkataan lain tanggapan mereka adalah untuk meningkatkan pemahaman mereka terhadap informasi yang mereka dengar dari kelompok lain. Oleh sebab itu haruslah diusahakan agar diskusi-diskusi yang terjadi untuk mendapatkan kesamaan pemahaman terhadap data dan persoalan yang dihadapi.

Dalam tahap ini semua pihak seyogianya belum membicarakan langkah pemecahan persoalan. Selanjutnya bila sudah terdapat kesamaan persepsi, maka dibuatlah sub-sub organisasi kerja yang anggotanya merupakan gabungan dari arsitek dan kelompok yang diundang. Masing-musing sub-organisasi kerja ini selain mendapat tugas untuk mencari jalan pemecahan, juga dan terutama untuk mendiskusikan langkah-langkah perbaikan dan perubahan yang perlu dilakukan bagi peningkatan efektifitas kerja organisasi. Bila kegiatan ini sudah dilakukan maka diadakanlah suatu diskusi paripurna. Diskusi paripurna ini dimaksudkan untuk mengadakan inventarisasi cara pemecahan dan langkah-langkah perbaikannya.

Meningkatkan Efektifitas Kerjasama Arsitek Konsultan

arsitek konsultan
Issue Diagnosis atau Diagnosis mengenai pokok masalah. Pada langkah ini setiap orang dirnintakan untuk memikirkan cara bagaimana dia dapat meningkatkan efektifitas kerjanya melalui perubahan perilaku orang lain. Selanjutnya arsitek diminta untuk mengemukakannya dalam lembaran yang khusus diadakan untuk itu. Lembaran khusus tersebut dirancang untuk dapat mengungkapkan apa yang diharapkan oleh seseorang untuk dapat ditingkatkan, dikurangi atau dipertahankan oleh pihak yang lainnya. Lembaran tadi kemudian dipertukarkan antara arsitek yang berkepentingan. Akan sangat bermanfaat pula bila arsitek yang berkepentingan tidak berkeberatan untuk juga di ketahui oleh anggota-anggotanya yang lain. Influence Trade atau Negotiation period atau masa negosiasi.

Pada langkah ini dibuatlah pasangan-pasangan untuk mendiskusikan masalah-masalah yang paling penting. Suatu masalah dapat dikatakan penting bila sebagian besar anggota kelompok menganggap bahwa masalah itu memang penting. Juga didiskusikan tentang perubahan-perubahan yang arsitek inginkan. Selanjutnya suatu persetujuan dasar harus dapat dikembangkan, terutama yang berkaitan dengan kesediaan setiap orang untuk memberikan sesuatu dalam rangka mendapatkan sesuatu.

Kesediaan demikian ada baiknya dinyatakan secara terbuka di hadapan anggota kelompok yang lain! Pernyataan demikian sebaiknya dinyatakan dengan rumusan: Saya akan melakukan X andaikan anda melakukan y. Bila kemudian sudah terdapat persetujuan atau kesesuaian mengenai apa yang akan diberikan oleh seseorang untuk mendapatkan sesuatu, maka berakhirlah sudah tahap negosiasi itu. Semua persetujuan taidi dirumuskan secara tertulis sehingga merupakan suatu kontrak tadi dibagikan kepada semua pihak yang berkepentingan. Terhadap keseluruhan proses petundingan peranan tadi ada baiknya untuk diikuti dengan langkah berikutnya yaitu tahap penyelesaian.

Dalam tahap penyelesaian ini dilakukan suatu kegiatan evaluasi untuk melihat apakah kontrak itu dilaksanakan sebagaimana yang telah disetujui bersama. Juga perlu dinilai dampak positif dan negatif apa saja yang terjadi terhadap efektifitas kerjasama arsitek konsultan. Hal ini disarankan untuk dilakukan paling cepat satu bulan sesudah kontrak itu dilaksanakan. Dari uraian-uraian di atas kiranya dapatlah disimpulkan bahwa Teknik Perundingan Peranan ini akan sangat efektif untuk meningkatkan efektifitas kerjasama suatu arsitek atau organisasi yang selama ini mendapat hambatan dari susunan kekuasaan dan pengaruh yang oleh arsitek konsultan tersebut dirasakan kurang serasi. Namun demikian perlu juga diperhatikan bahwa efektifitas dari teknologi ini sangat ditentukan oleh kesungguhan para anggotanya untuk melakukan perubahan perilaku kerja arsitek. Tanpa itu semua maka tujuan dari penggunaan teknologi ini tidak akan tercapai secara optimal.

ORGANIZATION MIRRORING.
Organization Mirroring atau Organization Mirror pada dasarnya merupakan suatu teknologi untuk meningkatkan efektifitas kerja suatu arsitek pada khususnya dan organisasi pada umumnya melalui pemanfaatan umpan balik yang diterima oleh arsitek konsultan tersebut dari arsitek konsultan yang lain. Atau dalam rumusan Fordyce. The organization mirror is a set of activities in which a particular organizational group, the hostgroup, gets feedback from representatives from several other organizational groupus about how it is perceived and regarded. This inter vention is designed to improve the relationshw is between groups and increase the intergroup work effectiveness.

Rabu, 25 Februari 2015

Perundingan tentang Perubahan Perilaku Arsitek

perilaku arsitek
Efektifitas kerjasama dapat juga terjadi karena kekurangmampuan para anggotanya untuk menyesuaikan perilaku arsitek dengan perubahan yang terjadi dalam organisasi itu. Hal ini terutama disebabkan karena dengan adanya modernisasi desain tersebut mereka merasa kehilangan kekuasaan dan pengaruh terhadap orang lain. Teknik Perundingan Peranan atau Role Negotiation Technique yang dikembangkan oleh Roger Harrison. Hal ini tercermin dalam kutipan berikut ini Role Negotiation intervenes directly in the relationships of power, authority, and influence within the group. The change effort is directed at the work relationships among members. It avoids probing into the likes and dislikes of members for one another and their personal feelings about one another.

Perundingan antar arsitek berkenaan langsung dengan hubungan-hubungan kekuasaan, kewenangan dan pengaruh yang berlaku dalam kelompok. Usaha modernisasi diarahkan kepada hubungan kerja antar sesama anggota. Ia tidak bermaksud untuk menyelidiki perasaan suka atau tidak suka atau hal-hal yang berhubungan dengan perasaan seseorang terhadap yang lainnya. Sebagai salah satu teknologi Pengembangan Organisasi, maka Teknik Perundingan Peranan akan menggunakan struktur yang sudah ada untuk mengendalikan perundingan diantara pihak-pihak yang berkepentingan. Melalui proses dan kegiatan-kegiatan perundingan terjadi diharapkan terjadi perubahan perilaku arsitek yang bersangkutan secara bertahap.

Perubahan tadi terjadi dalam keadaan bahwa perubahan perilaku arsitek yang satu dari satu pihak diikuti pula oleh perubahan perilaku arsitek pihak lain yang sesungguhnya merupakan suatu proses transaksi. Atau dengan perkataan lain, setiap pihak akan memberikan sesuatu untuk dapat sesuatu. Perubahan perilaku arsitek yang dimaksud adalah perubahan perilaku arsitek kerja yang langsung berkaitan dengan usaha peningkatan efektifitas kerja bersama. Proses perundingan ini terjadi bila ada keinginan dari pihak lain untuk menyatakan secara terus terang agar pihak lain niengadakan perubahan mengenai perilaku arsitek tertentu. Misalnya dapat saja terjadi suatu pihak tertentu datang dengan pernyataan: Saya mengharapkan anda untuk mengadakan perubahan perilaku arsitek anda mengenai sehingga soya dapat melakukan pekerjaan saya dengan lebih baik. Sebaliknya saya akan merubah perilaku arsitek yang menurut anda menghambat efektifitas kerja anda.

Pentingnya penggunaan teknologi sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan efektifitas kerja dilandasi oleh suatu asumsi yang dikatakan oleh Roger Harrison sebagai berikut: 13 Most people prefer a fair negotiated settlement to a state of unresolved conflict, and they are willing to invent some time and make some concessions in order to achieve a solution.

Pada umumnya orang-orang lebih menyukai suatu tempat yang sudah dirundingkan untuk memecahkan konflik, dan mereka bersedia meluangkan waktu dan memberikan konsesi (ijin) tertentu bagi tercapainya suatu penyelesaian. Pelaksanaan dari Teknik Perundingan Peranan ini biasa memerlukan 1 hari kerja untuk perundingan dan dilanjutkan dengan 2 hari diskusi setelah itu dilakukan untuk melihat dampak dari kegiatan itu.

Langkah-langkah yang disarankan oleh Harrison untuk dilakukan meliputi:
1. Contract Setting,
2. Issue diagnosis,
3. Influence Trade or Negotiation.

Pada tahap ini seorang konsultan (dari luar atau dari dalam, seperti Pimpinan) mulai melakukan usaha-usaha untuk meletakkan peraturan-peraturan dasar yang harus diikuti dalam proses perundingan. Pada langkah ini pula mulai diciptakan suatu iklim untuk mendorong terjadinya modernisasi desain.

Beberapa peraturan yang perlu ditegaskan antara lain:
a. Bahwa yang akan disempurnakan adalah perilaku kerja arsitek, bukan hal-hal yang bersangkutan dengan perasaan dari seseorang terhadap yang lainnya,
b. Apa yang ingin dicapai dengan lebih baik atau yang harus dikurangi atau malah ditiadakan atau apa pula yang perlu dipertahankan,
c. Semua keinginan dan hatapan-harapan harus ditulis dan dikomunikasikan,
d. Tidak ada satnpun yang akan mengalami modernisasi kecuali memang diperlukan dan disetujui oleh semua pihak,
e. Akan ada suatu waktu tertentn di mana setiap orang akan melakukan perundingan untuk menyusun suatu kontrak yang secara jelas menegaskan perilaku arsitek apa dan mana yang harus mengalami perubahan.

Teknik Analysis Peranan Arsitek Pemegang Proyek

peranan arsitek
Suatu persyaratan seorang arsitek yang dikonsensuskan secara bersama akan mendorong kepuasan dan perilaku yang produktif. Langkah-langkah Secara keseluruhan dalam pelaksanaan Teknik Analysis Peranan ini dilakukan dengan melalui 5 (lima) langkah yaitu:

Langkah 1:
Merupakan langkah untuk melakukan analisis terhadap peran utama yang dilakukan oleh seseorang dalam aktifitas team atau organisasi. peranan arsitek dan tempat suatu posisi dalam suatu team atau organisasi dan kepentingan sentralnya dalam keseluruhan organisasi diteliti bersamaan dengan fungsi-fungsi khusus dari organisasi itu. Fungsi-fungsi khusus tadi ditulis di papan tulis dan selanjutnya didiskusikan oleh seluruh arsitek team organisasi. Perilaku-perilaku yang dikenalkan ditambah dan dikurangi sampai pada suatu keadaan pemegang proyek itu sendiri merasa puas, karena baik yang bersangkutan maupun arsitek lain yakin bahwa rumusan peranan tersebut sudah dianggap jelas.

Langkah 2:
Adalah pengujian terhadap peran yang diharapkan oleh arsitek kelompok yang lainnya. Pada tahap ini pemegang jabatan tertentu membuat suatu daftar mengenai harapan harapannya tentang pemegang proyek yang lain. Daftar harapan tersebut terutama berhubungan dengan peran orang lain yang dapat mempengaruhi prestasinya. Daftar harapan tersebut didiskusikan, disesuaikan, ditambah dan dikurangi untuk kemudian disetujui bersama.

Langkah 3:
Meliputi usaha untuk menegaskan secara implisit harapan-harapan dan keinginan-keinginan dari para arsitek lain mengenai perilaku pemegang proyek tertentu. Dalam tahap ini para arsitek yang lain menegaskan apa yang mereka harapkan dari pemegang proyek tertentu. Diskusi tersebut haruslah merupakan hasil persetujuan bersama antara pemegang proyek tertentu dengan para arsitek yang lainnya.

Langkah 4:
Berdasarkan basil diskusi tersebut, maka pemegang peran yang tadinya merasa kurang jelas dimintakan untuk merumuskan secara tertulis keseluruhan hasil diskusi yang telah menjadi keputusan bersama tersebut. Hasil rumusan tersebut yang dikenal dengan sosok arsitek (role profile).

Ishwar Dayal dan John M. Thomas mengemukakan bahwa sosok arsitek tersebut akan terdiri dari:
a. a set of activities classified as to the prescribed and discretionary elements of the role.
b. the obligation of the role to each role in its set, and
c. the expectations of this role from others in its set.
Viewed in toto, this provides a comprehensive understanding of each individuals role space.

Langkah 5:
Sosok arsitek yang sudah ditulis tersebut kemudian dinilai kembali secara singkat dalam pertemuan berikutnya. Hal ini perlu dilakukan sebelum diadakan penelitian terhadap pemegang proyek berikutnya. Sosok arsitek yang sudah disetujui dan ditetapkan bersama tersebutlah yang nantinya menjadi dasar bagi pemegang tugas dan fungsi tertentu dalam melaksanakan perannya. Sebagai salah satu teknologi Pengembangan Organisasi, maka Teknik Analisis Peranan ini merupakan suatu teknik intervensi yang sangat penting terutama dalam mengatasi perasaan enggan untuk berubah (resistance to change). Baik pemegang proyek tertentu maupun arsitek kelompok lainnya tidak terlalu merasakan adanya ikut campur dari yang lainnya. Mereka akan merasakan bahwa semua itu sebagai suatu proses saling membantu.

Hal ini merupakan salah satu kekuatan dari Teknik Analisis Peranan. Sebab, sebagaimana diketahui, salah satu kesulitan dalam proses kerjasama adalah adanya keengganan untuk membahas secara bersama dan terbuka akan hal-hal yang berkenaan dengan harapan, keinginan dan kewajiban bersama. Pengalaman kita menunjukkan bahwa sering sekali kita bertanya pada diri sendiri mengapa orang lain tidak berperan sebagaimana yang kita harapkan, padahal mungkin pemegang tugas dan fungsi itu sendiri sudah merasa bahwa ia telah melakukan peranannya sebaik-baiknya. Atau secara singkat, kesulitan dalam kerjasama sering terjadi semata-mata karena adanya perbedaan pemahaman tentang peranan yang harus dilakukan seseorang.

Uraian tersebut di atas memberikan suatu kesimpulan bahwa Teknik Analisis Peranan bukan saja bermanfaat untuk mengklasifikasikan secara bersama peranan yang harus dilakukan oleh seseorang pemegang tugas dan fungsi tertentu. Tetapi yang lebih penting adalah mengembangkan rasa keterikatan dari arsitek yang lain terhadap peranan orang lain dan peranannya sendiri.

Langkah Klien Dalam Konsultasi Dengan Arsitek

konsultan arsitek
Pengembangan Team, yaitu sama memberikan perhatiannya kepada proses desain. Perbedaannya terletak pada titik perhatian dari konsultasi terhadap tahapan diagnosis dan pemahaman atas desain yang menyebabkan terjadinya suatu peristiwa. Juga nampak bahwa peranan dari konsultan arsitek tidak terlalu banyak memberikan pengarahan dan juga tidak berusaha untuk langsung memecahkan persoalan secara sendiri. Apa yang dia lakukan adalah berusaha agar anggota organisasi itu dapat lebih menentukan apa yang akan mereka lakukan sendiri.

Langkah-langkah pelaksanaan Konsultasi Agar maksud dan tujuan dari konsultasi tersebut dapat terlaksana dengan baik, maka Edgar Schein menyarankan 6 langkah utama. Keenam langkah dimaksud adalah:
1. Initiate contact,
2. Define the relationship,
3. Select a setting and method,
4. Gather data arsitek and make diagnosis,
5. Intervene,
6. Reduce involvementand terminate.

Initiate Contact atau memulai kontak. Langkah ini adalah permulaan kontak antara klien dengan konsultan arsitek. Dalam kontak tersebut maka biasanya klien menyampaikan pokok persoalan yang dirasakan tidak dapat dipecahkan melalui prosedur organisasional yang ada dan ataupun dengan mempergunakan sumber daya yang ada di dalam organisasi itu sendiri. Define the relationship atau perumusan hubungan kerja. Pada langkah kedua ini maka. kedua belah pihak merumuskan secara tegas tentang hasil yang diharapkan, waktu dan imbalan yang tersedia. Selain itu juga sangat penting untuk melakukan kontrak psikologis dalam  dukungan dan jaminan moral apa yang disediakan oleh kedua belah pihak.

Select a setting and method atau pemilihan tempat dan metoda kerja. Pada langkah ini ditentukan aspek unit atau bidang apa yang perlu disempurnakan, termasuk juga penentuan metoda yang akan dipergunakan. Pada langkah inilah seorang konsultan arsitek harus sudah dapat memahami dimana dan bagaimana tugasnya. Gather arsitek and make a diagnosis atau Pengumpulan data arsitek dan pembuatan diagnosis. Berdasarkan data arsitek yang dikumpulkan melalui daftar pertanyaan, observasi dan wawancara, maka seorang konsultan arsitek sudah dapat melakukan diagnosis pendahuluan.

tips cara memilih arsitek

Dikatakan sebagai diagnosis pendahuluan karena proses pengumpulan data arsitek dan diagnosis tersebut: berjalan secara bersamaan dan terus-menerus selama kegiatan konsultasi, Intervene atau mulai melakukan kegiatan intervensi. Pada langkah ini, maka konsultan arsitek dengan sepengetahuan klien mulai membantu klien dalam menyusun agenda acara, memberikan umpan balik, melakukan coaching dan mengadakan intervensi struktural. Reduce involvement and terminate atau pengurangan keterlibatan dan pemutusan hubungan kerja.

Dalam langkah terakhir ini maka konsultan arsitek mulai melepaskan diri dari kegiatan kliennya. Proses kegiatan pelepasan diri ini harus dilakukan secara bertahap, terutama untuk mempersiapkan klien untuk dapat meneruskan tindak lanjut dari usaha-usaha perbaikan sebelumnya. Walaupun sudah dilakukan pemutusan hubungan kelja bila dianggap perlu konsultan arsitek dapat saja dimintakan untuk masuk kembali. Manfaat dan kerugian Konsultasi Michael E. McGill mengemukakan 3 tujuan dari konsultan arsitek yang dapat memberikan kemanfaatan bagi klien. Ketiga manfaat dimaksud adalah:
1. To make the client group aware of the process they use to accomplish their work, to show how they work. Untuk membuat kelompok kliennya sadar akan berbagai proses yang mereka lakukan dalam menyelesaikan pekerjaan mereka, (dan) untuk menunjukkan bagaimana mereka bekerja.

2. To make the client aware of consequences of these key processes for groups work, to show the ways in which how they work affects what they do. Untuk membuat klien sadar akan akibat-akibat dari proses utama tadi terhadap pekerjaan kelompok, untuk menunjukkan bagaimana cam mereka mempengaruhi pelaksanaan kerja.

3. To present the client with alternative processes, new ways of doing the work, which the group may choose to try. Memberikan beberapa proses alternatif kepada klien, cara baru untuk melakukan pekerjaan, yang mungkin dapat mereka coba.

Program Pengembangan Organisasi Arsitek Skills Workshop

organisasi arsitek
Suatu tim arsitek yang terdiri dari mereka yang terlibat dalam kegiatan produksi mengadakan lokakarya selama 2 hari. Lokakarya tersebut dilakukan dengan melalui latihan yang bersifat memberikan pengalaman. Maksud utama dari lokakarya tersebut adalah untuk melakukan proses pencairan (unfreezing), sehingga berbagai kelompok kerja yang ada siap untuk menerima perubahan.

Data Collection.
Suatu survai diadakan dengan mempergunakan daftar pertanyaan (kuesioner). Survai tersebut; diadakan dengan maksud untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan iklim organisasi, perilaku pimpinan dan isi atau jenis pekedaan dari para penyelia (supervisor).

Rabu, 28 Januari 2015

Bagaimana peran Seorang Arsitek Dalam Membantu Keluarnya Proses Perizinan Pembangunan?

Di Negara-negara maju, ada lebih dari 40.000 aplikasi izin perencanaan yang diajukan dewan lokal setiap tahun dan lebih dari 90% di antaranya disetujui. Bagaimana aplikasi ini memutuskan dan peran apa bagi seorang arsitek untuk bermain dalam proses ini?

Aturan yang rumit

Pertama-tama aturan untuk perencanaan sangat rumit dan siapa pun yang berpikir untuk memulai setiap jenis ekstensi perencaan rumah, membangun baru ataupun merubah bagian dari sudut rumahnya, maka keterlibatan layanan profesional arsitek harus diikutsertakan pada awal proyek tersebut.

Kebanyakan izin perencanaan diberikan di tingkat kota dan mereka memiliki hak untuk memberi izin atau tidak.


jasa arsitek murah;

Anda mungkin tidak perlu izin perencanaan.

Dalam membangun sedikit dari bagian rumah yang bisa menganggu rumah tetangga Anda, apakah memerlukan izin atau tidak, maka Anda perlu bertanya kepada tetangga Anda! Tetangga Anda akan memiliki hingga empat belas hari untuk member komentar atau keberatan dengan rencana dan dalam kasus tertentu.

Pertimbangan perencanaan

Kantor perencanaan kota harus mempertimbangkan sejumlah besar hal-hal ketika mereka menerima aplikasi permohonan izin mendirikan rumah. Mereka bertanggung jawab untuk memastikan dan mengendalikan perubahan positif di seluruh kota, untuk menjaga bangunan bersejarah dan daerah lain yang memiliki keindahan alam serta mendorong regenerasi perkotaan dan proyek-proyek pembangunan yang berkelanjutan.

Biasanya ini banyak terjadi gesekan tapi arsitek harus dapat menjaga hubungan kerja yang baik dengan kantor perencanaan kota dan menerima apa yang akan dilarang dan apa yang dibolehkan. Hubungan ini dapat menghemat waktu dan uang.

Ada tiga kemungkinan hasil izin perencanaan mendirikan bangunan.

1. izin diberikan tanpa syarat
2. izin diberikan dengan kondisi
3. izin tidak diberikan

Dinas Tata Kota sekitar 80% dari kasus yang ada membuat keputusan dalam waktu 7 hari setelah menerima aplikasi permohonan perizinan.

Tergantung pada hasil yang Anda perlukan dan bicarakan dengan arsitek Anda sesuai kondisi proyek Anda, untuk menjelaskan kondisi apapun kepada dinas terkait tersebut, sehingga Anda dapat melihat manfaat yang jelas akan keterlibatan arsitek pada awal proyek dan bagaimana mereka dapat memuluskan jalan menuju persetujuan perencanaan yang akan diberikan.

Itulah keuntungan bila menggunakan arsitek dalam membangun rumah dimana Anda akan terbantu dalam setiap aspeknya. Peraturan dan hukum tentu berbeda dari daerah satu ke daerah lainnya bahkan negara ke Negara. Misalnya seorang arsitek yang berbasis di Jakarta akan memiliki pengetahuan lokal lebih sedikit dari wilayah Bandung dan begitu juga sebaliknya. Arsitek lokal sama dengan pengetahuan lokal dan dalam proyek konstruksi pengetahuan lokal dapat menghemat waktu dan uang!