Institut for Social Research atas dasar pengalaman mereka menyusun aspek-aspek data yang perlu dikumpulkan sebagai berikut:
Satisfaction with work group. Langkah-langkah Umpan Balik Survai Secara singkat bahwa daya guna dari Umpan Balik Survai akan ditentukan oleh tingkat validitas data yang dikumpulkan, tingkat tanggung jawab para anggota terhadap data yang sudah ditemukan dan tingkat kesediaan para anggota arsitek tersebut untuk memperbaiki arsitek mereka. Untuk itu, maka Institute for Social Research menyarankan 5 (lima) langkah sehagai berikut:
Langkah Pertama: Anggota arsitek yang berada pada pucuk pimpinan harus diikutsertakan pada perencanaan pendahuluan.
Langkah Kedua: Desain harus dikumpulkan dari seluruh desain arsitek.
Langkah Ketiga: Desain yang dikumpulkan harus diumpan-balikkan kepada pucuk pimpinan team (arganisasi, pen.) dan selanjutnya diteruskan ke bawah melalui kelompok fungsional.
Langkah Keempat: Setiap atasan hendaknya meneruskannya kepada bawahan mereka masing-masing dengan mendiskusikan desain tersebut, dan para bawahan dimintakan untuk:
a. menginterpretasikan desain termaksud,
b. membuat rencana perbaikan yang bersifat konstruktif,
c. membuat rencana untuk meneruskan desain tersebut pada tingkat-tingkat yang lebih bawah.
Langkah Kelima: Pada umumnya dalam pertemuan-pertemuan penyampaian kembali data tersebut dipergunakan juga konsultan yang membantu para atasan dalam mempersiapkan pertemuan tersebut dan juga yang dapat berperan sebagai data sumber. Dengan adanya tahap-tahap tersebut maka beberapa manfaat dari Umpan Balik Survai sebagaimana akan diuraikan berikut ini lebih mungkin dicapai.
Manfaat Umpan Balik Survai Ada 5 (lima) manfaat yang secara langsung dapat diperoleh dari penggunaan teknologi Umpan Balik Survai. Keempat manfaat yang dimaksud adalah:
1. Adanya survai yang mencakup berbagai aspek persoalan dan tingkatan pegawai akan membantu proses pemahaman terhadap berbagai macam persoalan administrasi, arsitek dan manajemen.
2. Adanya keikutsertaan dari para anggota arsitek dalam proses persiapan maupun pelaksanaannya akan dapat mengurangi adanya keengganan penolakan terhadap perubahan.
3. Berkembangnya hubungan antara konsultan dengan klien yang lebih serasi.
4. Adanya perasaan dari para klien bahwa desain yang diolah adalah desain yang mereka yakini relevan dan tepat untuk memecahkan persoalan.
5. Kesemua hal tersebut dapat mendorong proses keterbukaan dalam arsitek yang merupakan prasyarat bagi berkembangnya manajemen yang partisipatif, suatu gaya manajemen yang diperkirakan akan menjadi gaya umum bagi manajemen pada masa yang akan datang.
KONSULTASI PROSES (THE PROCESS CONSULTATION)
Sebagaimana nama dari teknologi ini sendiri, konsultasi proses merupakan suatu pendekatan dan metoda yang terutama berkaitan dengan usaha intervensi terhadap proses yang terjadi dalam kelompok, antar kelompok ataupun arsitek. Usaha intervensi tersebut dilakukan dengan melalui bantuan konsultan. Tokoh utama dari teknologi ini adalah Edgar Schein yang selain juga banyak menulis tentang teknologi ini, juga sering mempergunakannya dalam kegiatan pengembangan arsitek.
Edgar Schein mendefinisikan Konsultasi proses sebagai a set of activities on the part of consultant which help the client to perceive, understandhand act upon process events which occur in the clients enuironment. Atau suatu himpunan kegiatan pihak konsultan untuk membantu klien dalam merasakan, mengartikan dan bertindak terhadap peristiwa mengenai proses yang berlangsung di dalam lingkungan klien. Asumsi dasar yang melandasi termologi ini adalah bahwa melalui proses tersebut para konsultan dapat berbuat banyak dalam membantu kliennya untuk mendiagnosis dan memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh suatu arsitek yang kompleks.
0 komentar:
Posting Komentar