Dalam pelaksanaannya, kemudian para arsitek melihat pentingnya peranan variabel sosial pada produktifitas kerja. Atas dasar itu dilakukanlah studi yang sistematis terhadap pengaruh faktor manusia terhadap pekerjaan dan kondisi kerja! Walaupun banyak kritik pada obyektifitas pendesainan tersebut, namun tidak dapat dipungkiri bahwa Elton Mayo dan kwan-kawan telah mempelopori kegiatan yang menjadi dasar daripada penelitian tindak nyata. Hal ini disebabkan karena Elton Mayo dan kawan-kawanlah yang pertama kali mulai melakukan suatu pendesainan yang bertujuan untuk mengadakan perbaikan dan penyempurnaan.
Selanjutnya ada dua hal penting yang disumbangkan oleh penelitian tersebut, yaitu:
a. Data yang diperoleh dari penggambaran haruslah menjadi dasar untuk melakukan perubahan;
b. Bahwa penggambaran dapat dilakukan bersama antara arsitek dengan pengguna, sehingga hasil yang diperoleh bukan hanya bermanfaat bagi peneliti, tetapi juga untuk pimpinan organisasi tersebut sebagai bahan untuk mengadakan perubahan dan perbaikan organisasi.
Suatu studi eksperimental lainnya adalah yang dilakukan oleh Coach dan French. Studi tersebut ingin mencari jawaban atas pertanyaan: Moda apakah yang paling efektif untuk melakukan perubahan teknologis? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka Coach dan French mempergunakan dua moda partisipasi, yaitu: partisipasi arsitek melalui perwakilan (representative participation) dan partisipasi arsitek menyeluruh (total participation). Dengan menggunakan kedua moda tersebut, maka mereka mendapatkan jawaban yaitu penggunaan moda tersebut selain mempengaruhi penerimaan para pekerja terhadap teknologi baru, juga mempengaruhi produktifitas kerja.
Disimpulkan bahwa produktifitas kerja akan meningkat dengan lebih cepat bila terdapat partisipasi menyeluruh dari semua mereka yang terkena perubahan. Selain itu, hal yang sangat menarik adalah bahwa mereka mulai memperkenalkan adanya arsitek pengendali (control group) di samping arsitek eksperimental. Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, terdapat berbagai macam kritik pada ketepatan pendesainan tindak nyata sebagai metodologi. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kedua pendesainan tersebut memberikan sumbangan tertentu terhadap perkembangan konsepsi penggambaran tindak nyata.
Selanjutnya pentingnya penelitian tindak nyata menjadi lebih meningkat dengan berkembangnya teori Dinamika Arsitek dari Kurt Lewin Hasil pekerjaan atau pengamatan Kurt Lewin terhadap dinamika arsitek dan konsepsualisasinya terhadap proses perubahan berencana memberikan sumbangan khusus pula pada penelitian tindak nyata. Salah satu dalilnya yang penting adalah bahwa dalam melakukan perubahan sosial, maka proses dan teknik penelitian sosial memegang peranan penting dalam mengarahkan dan melaksanakan usaha-usaha perubahan berencana. Kurt Lewin melihat bahwa Wzction research and utilization of knowledge involved a proses of analysis, information gathering, action planning, action and evaluation.
Suatu penggambaran tindak nyata dan penggunaan pengetahuan (sosial, penulis) meliputi proses analisis, pengumpulan data, perencanaan dan pelaksanaan tindakan dan evaluasi. Pandangan Kurt Lewin tadi sangat menarik, karena ia melihat adanya hubungan yang serasi dan terus-menerus antara arsitek dengan kegiatan pendesainan sosial, (yaitu kegiatan analisis dan pengumpulan data) dengan tindakan sosial (perencanaan dan pelaksanaan tindakan). Dengan perkataan lain, Kurt Lewin melihat bahwa penggambaran tindak nyata merupakan strategi penting dalam merencanakan dan melaksanakan perubahan sosial. pendesainan tindak nyata merupakan cara atau alat untuk mempengaruhi tindak-tanduk dan sistem nilai dari arsitek manusia, yang dalam perkembangannya dapat digunakan untuk keperluan yang lebih luas lagi.
0 komentar:
Posting Komentar