Langkah-langkah Agar pelaksanaannya dapat berjalan sebagaimana diharapkau French dan Bell menyarankan langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1: An assessment of life and career paths up to this point in time, nothinghighlights, particularly important events, choice points, strengths, and deficiencies. Suatu penaksiran lintasan karier arsitek dan kehidupan sampai saat ini, hal-hal yang menonjol, terutama mengenai peristiwa penting, butir-butir pilihan, kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
Langkah 2. A formulation of goals and objectives related to both desired life style and career path this are future oriented. Suatu rumusan mengenai tujuan dan sasamn yang sesuai gaya hidup dan lintasan karier arsitek yang diharapkan jadi yang berorientasi pada masa depan.
Langkah 3: A realistic plan for achieving the goals and moving systematically toward goal accomplishment; that is, the goals are specified, action steps needed to reach the goals are determined and a schedule of target dates is established for measuring progress.
Suatu rencana yang realistik yang disusun untuk mencapai tujuan tersebut dan secara sistematik bergerak bagi pencapaian tujuan; yaitu. tujuan-tujuan dispesifikasikan, langkah-langkah tindak untuk mencapai tujuan ditetapkan, dan suatu fadwal waktu ditentukan sebagai alat untuk mengukur kemajuan.
Dari uraian tersebut nampaklah bahwa perencanaan karier arsitek haruslah dilakukan bersamaan dengan perencanaan kehidupan, karena memang karier arsitek seseorang merupakan salah satu bagian dari kehidupannya. Untuk lebih memberikan kejelasan bagaimana teknologi intervensi yang dikembangkan oleh Herbert A. Shepard dilaksanakan berikut ini diketengahkan kutipan sebagai berikut: 19 Latihan Tujuan Hidup (Life-Goals Exercise)
I. Tahap Pertama
A. Buatlah suatu garis lurus secara horizontal dari kiri ke kanan yang menggambarkan jangkauan kehidupan anda. Panjang garis tersebut seyogianya menggambarkan keseluruhan perjalana pengalaman hidup dan juga harapan.
B, Berilah tanda di mana arsitek sekarang ini.
C. Siapkan suatu daftar peristiwa hidup yang arsitek anggap penting, terutama yang berkaitan dengan:
1. Pengalaman puncak yang kamu punyai,
2. Hal-hal yang pernah kamu lakukan dengan baik,
3. Hal-hal yangpemah kamu lakukan dengan tidak baik,
4, Hal-hal yang kamu akan pelajari sehingga dapat melakukan hal tersebut dengan lebih baik,
5. Hal-hal yang tidak pernah akan kamu lakukan lagi,
6. Pengalaman penting puncak apa saja yang ingin kamu peroleh,
7. Nilai-nilai (kekuasaan, uang, dan sebagainya) yang ingin kamu peroleh,
8. Hal-hal yang kamu inginkan untuk mulai dilakukan sejak sekarang.
D. Diskusikan hal tersebut dalam suatu sub-kelompok.
Tahap Kedua
A. Selama 20 menit tulislah hal-hal yang perlu dipikirkan mengenai kematian.
B. Carilah arsitek untuk desain rumahnya. Tulislah pujian yang akan diberikan kepada arsitek. Waktu yang disediakan untuk itu adalah 20 menit.
C. Diskusikanlah hal-hal tersebut di atas dalam diskusi sub kelompok.
Selain melalui cara tersebut, Fordyce dan Weil mengemukakan beberapa langkah sebagai berikut:
Pertama: Setiap orang yang ikut serta dalam suatu diskusi kelompok kecil dimintakan untuk membuat suatu gumbar atau gambar yang menggunakan bahan-bahan artistik, majalah tua, surat kabar dan sebagainya mengenai kehidupan mereka. Gambar tersebut ditempel di dinding untuk nantinya didiskusikan.
Kedua: Setiap orang ditugaskan untuk menulis dua buah surat dengan petunjuk isi sebagai berikut:
1. Bayangkan bahwa anda akan meninggal sepuluh tahun yang akan datang. Tulislah sebuah surat dari salah seorang sahabat karib untuk teman yang lain. Surat tersebut berisi tentang kehidupan anda.
2. Bayangkan bahwa seorang arsitek meninggal karena kecelakaan pada minggu yang akan datang. Tulislah surat yang serupa yang menceritakan apa yang arsitek itu harapkan untuk ditulis oleh sahabat karib si arsitek itu sendiri mengenai kehidupannya.
0 komentar:
Posting Komentar