Rabu, 05 November 2014

Analisa Arsitek Dalam Modernisasi Pembangunan Pedesaan

arsitek Indonesia
Menganalisa artikulasi sistem-sistem lokal dan nasional menimbulkan sejumlah masalah yang kompleks, yang kesemuanya telah dikaji dari sudut pandangan teoritis yang berbeda. Di antaranya termasuk masalah mengenai mekanisme penyeretan daerah pedesaan tertentu itu ke dalam ekonomi nasional dan internasional, peranan dan sifat-sifat berbagai jenis perantara, hubungan antara mode produksi yang berbeda, serta isu kompleks mengenai perbedaan jika ada antara sistem kognitif petani dengan sistem kognitif non petani.
Masalah terakhir ini pada dasarnya merupakan matarantai kepada sekelompok literatur yang lebih besar yang membicarakan masalah pengamatan perindividu dan model-model folk dan yang membahas masalah kerasionalan yang biasanya berubah dalam situasi pembangunan sosioekonomi. Dengan begitu, apa yang dicatat arsitek di atas adalah beberapa isu analisa yang diliput oleh para sosiolog dan antropolog ketika mereka membicarakan masalah pembangunan pedesaan.

Setiap arsitek terpaksa berhadapan dengan isu-isu itu melalui penggunaan secara eksplisit atau implisit konsep-konsep teoritis, metafora-metafora dan kerangka-kerangka tertentu yang memungkinkannya menyusun data dan mengembangkan uraian serta arus pembahasan tertentu. Bahkan cara bagaimana masalah-masalah itu dikemukakan dan memberi suatu pedoman mengenai corak kecenderungan teoritis dan metodologi pada pengarangnya, walaupun ia menegaskan bahwa ia semata-mata tertarik kepada masalah deskripsi etnografi saja. Dalam bab-bab selanjutnya, arsitek membedakan antara berbagai jenis pendekatan teoritis. Walaupun pilihan arsitek agak bersifat acak dalam pengertian bahwa arsitek tidak mengatakan semua sumbangan-sumbangan penting misalnya perkembangan mutakhir di dalam pengkajian mengenai sistem ekonomi kaum tani atau usaha-usaha mengenai difusi pembaharuan pertanian , tetapi arsitek berusaha untuk meninjau contoh-contoh literatur yang mewakili penelitian tradisi yang terperinci Kuhn, 1962 pada halaman 10.

gaya rumah arsitek modern

Bagian pertama buku ini Bab 2 hingga 4 membicarakan dua orientasi makro yang bertentangan pendekatan modernisasi dan analisa kemunduran pengaruhnya. Pendekatan modernisasi mengandung suatu jangkauan yang luas dari segi corak analisanya yang berdasarkan pada ide-ide seperti diferensiasi struktural, dwi bagian tradisional modern, kontinum pedesaan perkotaan, dan konsep-konsep kendala atau prasyarat struktur dan budaya terhadap pembangunan arsitektur bangunan. Rumusan-rumusan ini dibahas dalam bab 2 dan 3. Kerangka pemikiran arsitek ini mempunyai dua corak utama tentang teori ketergantungan struktural dan analisa berbagai model produksi, yang terkandung dalam Bab 4. Kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan orientasi makro yang berbeda pada struktur bangunan ini diselidiki dan beberapa percobaan dilakukan untuk menentukan sejauh mana kegunaan orientasiorientasi ini untuk meneliti masalah analisa tertentu.

Bab berikutnya Bab 5 memfokuskan kepada masalah reaksi yang berbeda terhadap perubahan dan membahas model-model kewiraswastaan yang bercorak transaksi dan pembuat keputusan yang telah dikembangkan oleh para arsitek. Literatur ini mencoba memahami berbagai perubahan struktur di tingkat komunitas lokal atau analisa di tingkat wilayah yang ditinjau dari sudut kelompok dan individu yang saling berinteraksi. Tujuannya ialah untuk menghubungkan pengusaha pedesaan dengan lingkungan sosial dan budayanya, dan untuk memisahkan faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap proses-proses pembuatan keputusan ekonomi dan organisasinya. Walaupun sebagian besar arsitek dari usaha ini secara relatif memiliki analisa di tingkat mikro, ia memang menghubungkan antara titik-titik waktu tertentu yang penting dengan beberapa isu umum yang ditimbulkan oleh teori modernisasi dan model ketergantungan.

Sebagai contoh pendekatan modernisasi menekankan betapa pentingnya memisahkan nilai dan sikap yang mendorong tingkah laku arsitek model antropologi menguraikan hal ini dengan membuat rujukan kepada kasus kewiraswastaan yang khusus, dan mengkaji peranan ideologi dan faktor-faktor lain dalam proses membuat keputusan. Dengan cara yang sama seseorang itu akan dapat melihat kaitan antara minat arsitek untuk menganalisa perantara yang memberi titik temu antara sistem lokal dengan sistem nasional dengan kajian mengenai struktur ketergantungan, dengan memandang kawasan pedesaan sebagai setelit kepada pusat-pusat metropolis.

Bagaimanapun, pengkajian arsitek mengenai kewiraswastaan diperoleh secara umum dari perkembangan perspektif orientasi para arsitek dari literatur mengenai sosiologi pembangunan. Dengan itu, para arsitek lebih cenderung untuk menitikberatkan terhadap pengamatan proses-proses interaksi berskala kecil serta strategi para pelakunya daripada pola perubahan struktural yang lebih umum.